MELAMAR KERJA ODP DI BANK BNI JAKARTA [JOB EXPERIENCE]
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Wait, wait, wait! Sebelum kalian membaca sampai bawah, alangkah baiknya jika kalian memahami dulu pengertian dari ODP dan LGD di bawah ini ya guys! J
ODP (Officer Development Program)
ODP (Officer Development Program) adalah program pengembangan talenta BSM dalam mengantisipasi perkembangan dan tantangan industri Perbankan Syariah. ODP dipersiapkan untuk diproyeksikan untuk pemenuhan pegawai di Level Officer yang akan menduduki jabatan - jabatan sesuai dengan kebutuhan Bank (Pengertian dari https://cdc.uns.ac.id/).
LGD (Leaderless Group Discussion)
LGD (Leaderless Group Discussion) adalah diskusi kelompok tanpa ditunjuknya seorang pemimpin, yang mana kedudukan semua anggota sama pada awalnya. Kondisi demikian merupakan sebuah simulasi bagi suatu kelompok yang mengikuti diskusi dalam keadaan tertekan dan tanpa arah. Sehingga dengan kondisi demikian akan terlihat bagaimana kepribadian individu dalam caranya bekerjasama, menanggapi suatu masalah, berinteraksi satu sama lain, bahkan motivasi dan persepsinya dalam mengemukakan pendapat (Pengertian dari https://cerdaskan.id/).
Alright, let’s get started!
Jadi guys, tulisan ini merupakan sebuah pengalaman milik temanku sekelas waktu kuliah namanya Bagas Yoga Pratama (kalau mau kepo siapakah dia? Neh! IG. bagas_yp32), pengalamannya seputar melamar pekerjaan sebagai ODP BNI di Jakarta sana. Okay! Langsung aja ya!
AWAL NGELAMAR
Sebelum lulus tepatnya setelah sidang pada bulan Juni 2019, dia sudah apply lamaran kerja di situs Kalibrr. Ia melakukan pendaftaran online untuk posisi ODP (Officer Development Program).
Nah, temenku ini nyiapin berkas buat ngelamar kerja yang masih ala kadarnya karena ya emang belum lulus, diantaranya modal nilai IPK, nilai ujian skripsi, dan CV yang masih ngasal, ehehe. But, nggak ketinggalan guys! Sebelum ngelamar pastinya kudu searching dan banyak baca tentang review melamar di posisi ODP suatu perusahaan ya, biar bener-bener ngerti dan paham tujuan kita nyari kerja itu dibagian apa dan seperti apa. Oke?!
Nah, pas awal baca review tentang ODP BNI, katanya emang susah sekali, apalagi untuk lolos administrasi, dan sempet mikir juga, padahal Bagas ini dari jurusan teknik pertanian dan kalian tahu kan, agak nggak nyaut sama ODP Bank, hehe. But, bodo amat lah ya, yang penting nyoba dulu. Lanjot!
Ternyata di bulan September, 3 hari setelah wisuda, tepatnya tanggal 22 September 2019, dia dapat email tentang pengumuman seleksi ODP BNI di Jakarta, dan ternyata lolos administrasi cuy! Wew! Dia berhak lanjut ke tes online dan itu sangat nggak nyangka banget, padahal teknik pertanian kok bisa lolos ODP, unimagine! wkwk
TES ONLINE / ONLINE ASSESSMENT
Nah, Bagas dapat email yang isinya beberapa tes online alias OA (Online Assessment). Beberapa tes itu diantaranya tes matematika, bahasa inggris, PPA, dan tes BUMN. Jangka waktu pengerjaannya 2 hari setelah dapat email. Oiya sebelum dimulai tes online, ada juga perintah untuk mengupload 1 video berdurasi 1 menit, video tersebut berisi tentang perkenalan profil dan menjelaskan alasan mengapa si pelamar layak diterima menjadi the next ODP BNI. Woah!
Nah! Temenku ini sangat seneng dan excited buat ikut tes online, sebelumnya dia juga nyempetin baca review model tes online seperti apa sih?! Biar ada persiapan lebih ya kan. Oiya sebelumnya juga sudah dibuat dan masuk grup juga, grup yang isinya para palamar se-Indonesia di aplikasi Telegram, sekitar 15K anggotanya woy! what!
TES MATEMATIKA
Pas hari tes online, dia dapat waktu pengerjaan mulai jam 8 pagi. Tes pertama yang dikerjakan yaitu tes matematika. Menurut dia, tes matematika gampang-gampang susah, soalnya seputar materi pas zaman SMP-SMA, deret angka, luas volume, dll. Ehe! Menurutnya, kalau bagi orang yang bisa mikir cepet dan suka angka ya bisalah ngerjain. Tes matematika ada 25 soal, waktu pengerjaan 20 menit, berarti 1 soal kurang dari 1 menit. Dan temenku udah siap dengan modal kalkulator, kertas, pulpen, hehe... ya.... apa ya, jujur katanya dia agak lemah di matematika, nggak bisa ngitung cepet terutama di deret angka, kudu ngitung dan agak mikir pusing muter-muter
TES BAHASA INGGRIS
Tes bahasa inggris persis seperti tes TOEFL. Ada 30 soal, waktu pengerjaan sekitar 45 menit. Ada teks reading, ada gambar-gambar, dan ada tes grammar. Temenku ngerjain tes bahasa inggris sambil buka google translate, cukup ribet dan bingung hehe...
TES PPA DAN BUMN
Ada tes value BUMN, tapi sebelumnya ada tes PPA, seperti psikotest online, ada 15 soal. Ini lumayan mudah. Hehe...
Nah! Tes BUMN ini sebenarnya nggak harus mikir, karena tentang keseharian dan kepribadian kita sendiri, apakah cocok sama perusahaan. Pas ngerjain soal ini kuncinya harus jujur, karena kalau nggak jujur ya nanti bakal ketahuan, ibaratnya hasil tes sama kenyataan kepribadian si pelamar kalau beda, ya gimana ya, hehe... si HRD nanti malah serasa kena prank dong, hm.. hm.. hm..
Setelah selesai ngerjakan semua tesnya, maka tinggal di-submitt semua, dan lanjut mengupload video menjawab 2 pertanyaan tadi. Di sini dia agak bingung katanya, karena video itu harus dibuat 1 menit, nggak boleh lebih. Tipsnya kalau buat video, usahakan harus paling beda dari yang lain, unik, misal: umumnya kan pake bahasa indonesia, maka kalian harus nyoba pakai bahasa inggris.
Saat itu temenku ini buatnya ya ala kadarnya, dia nyiapin baju rapi berdasi, catatan, dan merekamnya pakai hp, persiapan juga buat latihan ngomong biar lidahnya nggak keseleo di depan kamera, hehe. Nah! Kalau sudah selesai semua, siap dikirim lewat email, oiya guys! Lupa! Ada juga berkas lain yang harus dikirim yaitu file foto terbaru 4 x 6, dan foto 10 R full body.
Nah! Di sini temenku agak pesimis nih, hehe dia nggak berharap banyak, karena sadar diri kalau tes matematikanya kurang begitu bagus dan bagian tes bahasa inggris juga TOEFLnya nggak sampek 500, tapi kalau yang tes BUMN ini meskipun dia beneran jujur tapi dia ngerasa kalau karakteristik kepribadiannya nggak masuk dalam kualifikasi ODP BNI ini.
TES LGD
Setelah 3 hari menunggu, ternyata dia lolos seleksi tes Online Assessment (OA), nah, kemudian, dapat email lagi untuk tes LGD. Tes LGD (Leaderless Group Discussion) diikuti oleh seluruh pelamar yang lolos se-Indonesia untuk kumpul di Jakarta. Tes ini merupakan tes simulasi rapat, sistemnya seperti ini, di suatu ruangan terdapat meja yang dipakai untuk 10 orang. Temenku berangkat ke Jakarta 4 hari setelah dapat email. FYI, dia tidur di OYO Hotel dengan tarif permalam Rp. 130.000. Malamnya, ia nyempetin ketemu temen sekaligus tetangganya, dia teman seangkatan yang sudah keterima di ODP BNI, mereka sharing informasi, si Bagas tanya beberapa tips tentang ODP di BNI.
Nah, Bagas dapat email lagi dari BNI, bahwa sebelum hari tes dia disuruh mengisi form biodata identitas diri yang lengkap banget, ada 2 lembar, misalnya tentang pengalaman kerja, organisasi, disuruh gambarin struktur organisasi, posisi terakhir di organisasi saat kuliah, hobi, dll. Dia segera mengisi form dan besoknya dia kumpulin ke kantor BNI saat tes LGD.
Nah, pagi hari tesnya jam 8, dia antisipasi telat jadi berangkat jam 6 pagi, why? Sepagi itu? Karena kondisi Jakarta kalau jam 7 sudah macet parah cuy! Padahal, jarak tempat nginep sama kantor BNI sebenarnya lumayan deket juga. Bagas jam 7 pagi sudah sampai di kantor. Dia nyampek sana ketemu sama banyak anak yang tampil layaknya professional banker, hehe... nah, saat itu, Bagas pakai kemeja biru, dasi biru, celana hitam, dan dia juga segera membaur buat kenalan sama banyak anak, nyoba nyapa, ada yang dari Palembang, NTB, NTT, Sulawesi, dan banyak pokoknya.
BALLROOM
Nah, setelah menunggu beberapa saat, akhirnya seluruh pelamar disuruh ke ballroom, but, sebelum itu, form identitas diri yang telah dikerjakan sebelumnya dikumpulin dengan menunjukkan KTP asli, dan menyerahkan berkas lain yaitu fotokopi KTP, ijasah, dan CV. Setelah itu, sebelum masuk, dibagi dan dibuat kelompok-kelompok, 1 kelompok 10 orang. Nah, masuk ballroom itu gantian perkelompok, sisanya nunggu diluar, nunggu panggilan. Lanjot! Di dalam ballroom ada 30 tim yang masuk karena ada 30 meja bundar, nah di sini juga ada masing-masing tim HRD yang dampingi setiap meja saat tes simulasi rapat.
Nah di sini, sebenere temenku nggak terlalu was-was karena sebelumnya dia sudah pernah ikut tes yang agak mirip, bukan LGD sih, tapi FGD dari Bank Mega di Jember, dan dia lolos waktu itu. Namun, dia masih agak takut satu hal, kalau tiba-tiba disuruh pakai bahasa inggris, karena dia nggak terlalu bisa bahasa inggris, hehe... Nah di sini Bagas sempet nerapin tips dari temennya yang sudah lolos LGD. Tipsnya ialah saat LGD sudah berlangsung kita harus inisiatif sendiri, harus aktif, misalnya seperti memperkenalkan diri lalu menjelaskan masalah yang akan dibahas, serta mencoba memberikan solusi, intinya jangan jadi pendiam. Oiya, FYI! Pas kumpul dan pembagian kelompok sempet dikasih fasilitas nasi kotak, kue, dan buah juga. wkwk
Di dalam ballroom, di meja bundar, sebelum dimulai, masing-masing orang dikasih kertas tebel sekitar 15 lembar yang berisi kasus yang akan dibahas dan dikasih waktu 5 menit buat baca semuanya. Di timnya Bagas ini dapat masalah tentang development suatu perusahaan, dimana ada perusahaan perbankan dan mau membuka 5 cabang baru, namun ada kendala tentang tingkat kepercayaan pelanggan yang kurang, tingkat konsumen rendah, dan satu lagi tingkat human resource mungkin [lupa guys, wkwk], itu malah meningkat. Jadi, dari masalah tersebut harus dikasih solusi, di tahun ini harus ngejar target sekian, tapi di 3 tahun terakhir ini menurun, nah diharapkan tahun ini harus meningkat entah apa solusinya dan dananya juga harus cukup buat buka 5 cabang baru. Haish! Jujur ane yang nulis kagak ngerti maksud kasusnya ini gimana, wkwk, intinya gitu.
TES LGD DIMULAI!
Nah tesnya dimulai! Si HRD bilang silakan, nah, di situ Bagas langsung ingat tips dari temennya buat inisiatif sendiri, aktif! Dia langsung ngomong, mengawali simulasi rapat,
“baik sebelumnya alangkah baik jika kita bisa perkenalan terlebih dahulu biar saling mengenal agar tes simulasi ini dapat berjalan dengan baik.” [begitu kiranya yang diucapkan Bagas, hehe]
Nah si HRD langsung ngelihat dia dan langsung nulis sesuatu, nah di situ mungkin si HRD sekaligus mengamati sikap dan kecakapan masing-masing pelamar, gitu. Setelah selesai perkenalan, Bagas langsung lanjut mulai membahas kasus. Nah jujur si Bagas ini memang nggak terlalu paham isi kasusnya soalnya tentang materi ekonomi banget, apalagi waktu perkenalan itu ada temannya semeja terdiri dari beda-beda jurusan, ada jurusan ekonomi, hukum, dan bahkan peternakan dari Brawijaya [kalau nggak salah, ehe].
Pas sudah dimulai, Bagas inisiatif menjelaskan kasus masalahnya, dia juga nggak lupa buat nyoba ngasih solusinya gimana. Tapi di sini dia jujur kalau ngomongnya agak muter-muter gitu, agak malu juga sih, hehe... setelah itu dia segera mempersilakan yang lain untuk memberikan tanggapan. Nah pas Bagas sudah selesai jelasin, pelamar lain dari Palembang langsung angkat tangan dan menanggapi, dia bilang kurang sependapat dan jelasin solusi yang sekiranya lebih tepat, btw dia emang anak ekonomi jadi lebih ngerti, dia ngasih metode-metode, terus ada anak ekonomi yang lain juga menanggapi setuju dengan pendapat si anak Palembang tadi. Nah, disambung lagi oleh anak Palembang tadi, dia sadar bahwa dalam satu meja itu ada dari berbagai jurusan, jadi, dia nambahin, jelasin metode yang barusan dia sebutin agar yang lain juga paham. Dia pinter banget, wkwk.
Nah, lanjot! Si anak peternakan ganti nanggepin, dia ngasih pendapatnya sendiri yang logis banget. Di situ si Bagas sudah agak peseimis, karena dia memang aktif tapi pendapatnya dinilai kurang berbobot dan muter-muter, hehe. Terus ada juga anak yang cuma diem aja dari awal mulai, akhirnya ada anak lain yang nyoba mancing, nanyain pendapatnya dia agar dia bisa ikut berdiskusi.
Tes LGD ini sekitar 30 menit, meskipun lumayan singkat tapi serangkaian tes ODP ini prosesnya panjang dan lama banget hampir 1 tahun. Oiya, FYI. Tambahan, sebenarnya di setiap meja disediakan papan kertas presentasi, si Bagas sempet agak ngelirik, di meja lain pakai itu, tapi di mejanya nggak pakai itu, nah di situ dia agak bingung, apa karena temen-temennya yang lain nggak tahu, atau takut, atau emang nggak disuruh. wkwk
Tipsnya LGD yang lain yaitu pada saat menjawab atau menyanggah itu sangat tidak boleh memojokkan pendapat yang lain. Daripada mengucapkan,
“saya tidak setuju,” lebih baik mengucapkan jawaban seperti ini, “pendapat mbak ini sudah baik sekali, namun akan lebih baik jika... blablabla,” begitu guys! Kesopanan attitude kita itu nilai plus banget!
FYI juga, melalui tes LGD ini, bisa diketahui dengan mudah mana anak organisasi dan mana yang bukan.
INTERVIEW ASESOR
Setelah selesai tes LGD, akan dilanjutkan interview asesor. Nah di situ Bagas shock banget soalnya, nggak ada informasi bakal ada tes interview asesor. Nah! Setelah keluar semua, selesai tes LGD, dan menunggu, saat itu pas jam makan siang dan istirahat, jadi dia dan pelamar lain satu kelompoknya makan siang dulu di Foodcourt, FYI. Foodcourt-nya bagus banget! Wkwk. Nah dari situ dia baru tahu ternyata ada tes LGD juga barengan di lantai 29 dan lantai 5. Nah! Bagas agak kesel karena ternyata yang di lantai 5 dan 29 nggak ada tes interview asesor, jadi ketika mereka selesai ikut tes LGD bisa langsung pulang. Dia baru bisa pulang pada malam hari.
Interview Asesor
Ternyata asesornya adalah orang yang memperhatikan para pelamar selama tes simulasi rapat (LGD). Ketika sudah mau tes, dipanggil berurutan satu-satu, 1 orang bisa 45 menit sampai paling lama 1 jam interview. Berhubung Bagas urutan no. 8 jadi dia lumayan santai, dia di-interview pas hampir maghrib. Untungnya dikasih makan lagi, hehe
Ketika satu per satu pelamar sudah masuk, nah Bagas dan temen-temannya kepo, mereka pengen tahu selama di dalam ditanyai apa aja? Temennya jelasin, yang ditanya ya seputar kepribadian diri, tentang kampus, waktu kuliah, hal-hal yang disukai dan tidak. Nah di situ Bagas mikir, oke berarti nggak terlalu susah, anggepannya sama dengan interview HRD. But...
Nah giliran Bagas masuk, tempatnya masih sama di ballroom, di meja bundar tadi, disuruh duduk, di situ ada ibu-ibu. Ya namanya interview sama HRD, pokoknya harus menunjukkan sisi profesional kita, dari cara berjalan, penampilan, cara berpakaian, dan attitude semua pasti dinilai, dan itu harus disiapkan sebagai first impression kita. Kalau Asesor pas lihat sudah senyum-senyum itu pasti enjoy aja, aman, hehe. Kalau dari awal udah agak cemberut nggak enak ya itu agak bahaya sih, tapi ya tergantung Asesornya juga, orangnya moody atau nggak, nah pas Bagas itu kebetulan orangnya senyum, namanya ibu Yulia, beliau wanita paruh baya tapi masih muda, sudah punya anak, dia jadi psikolog udah 3 tahun. Bagas duduk dan disuruh perkenalan diri, blablabla. Temenku seketika kaget, pertanyaan Asesornya beda sama pertanyaan dari temen-temen sebelumnya. Dia ditanyai seputar data diri yang dulu dikirim email, ditanya satu-satu disuruh jelasin, what?! Dan Ibu Asesor lebih tanya ke problem solving, di sini Bagas baru sadar bedanya interview asesor dan interview HRD. Hehe...
Kalau interview HRD itu mengulas tentang kita, kepribadian, kelebihan, kekurangan, alasan melamar, rencana 5 tahun ke depan apa? Begitu, kalau interview asesor itu dikasih masalah dan bagaimana menanganinya (Problem Solving).
FYI. Guys! Sebelum wawancara dimulai, ibu asesor sempet mencet suatu alat kecil banget, nah di situ temenku baru sadar itu alat yang bisa deteksi tinggi rendahnya suara alias alat pendeteksi kebohongan, wkwk. Setelah dikasih problem solving, selanjutnya dikasih kesempatan bertanya bagi pelamar, nah sebelumnya, selama interview kita juga harus aktif bertanya, ketika dikasih kesempatan buat bertanya seperti ini, ya harus dimaksimalkan buat bertanya.
Nah di situ how stupid him?! Sudah tahu interview asesor malah pakai metode interview HRD, hehe. Temenku malah tanya seperti ini, intinya menyangkut operasional kerja BANK BNI blablabla, dan ternyata ibu asesor jawab nggak tahu karena memang itu bukan bagian bidang kerjanya. Setelah itu Bagas nyesel ngasih pertanyaan itu cuma satu, dan kurang tepat pula, dia udah nggak bisa mikir lagi mau tanya apa, hehe... okay, finally over.
Selesai itu dia ngerasa lemes pesimis, waktu pulang udah isya, dan apesnya, pas mau pulang ternyata lift dan tangga eskalatornya mati, entah udah dimatiin apa error nggak tahu. Akhirnya dia turun pakai tangga biasa, saat itu dia masih ada barengan 4 anak, lainnya udah pulang.
KOSAN IN JAKARTA
Nah sambil nunggu pengumuman, Bagas pindah nyari kos-kosan terdekat, sempet tanya ke satpam tentang informasi kos-kosan. Kosan terdekat tarifnya 2-4 juta perbulan itu pakai AC, itu normal untuk ukuran orang kota. But! Padahal untuk ukuran seseorang yang dari desa ke kota itu mahal banget cuy! Soalnya Bagas kos di Jember aja setahun cuma 2 juta lebih. Akhirnya dia nyari kosan yang agak jauh tarifnya Rp. 800.000, itupun nggak ada air, tempat tidur, nggak ada tikar, ukurannya 2 x 3 cm, hm... ada kamar mandi dalam kok, tapi nggak ada airnya. Akhirnya dia terpaksa mandi pakai air galon isi ulang yang harganya Rp. 16.000, padahal kalau di Jember, galon Rp. 16.000 itu sudah dapat air galon asli. Nah! Nunggu pengumumannya agak lama guys, jadi agak gabut di Jakarta.
Sebelumnya, Bagas sempet buat grup whatsapp sekelompok 10 orang. Gunanya biar tahu siapa yang lolos dan tidak lolos, soalnya yang tidak lolos biasanya tidak ada pemberitahuan email, nah kalau yang lolos nanti akan dikasih email untuk ke tes selanjutnya.
PANEL INTERVIEW
Pada suatu malam, ketika Bagas sedang duduk di depan pintu kosan gabut, ternyata ada pemberitahuan email bahwa dia lolos ke tes panel interview yang dijadwalkan 2 hari setelah mendapat email. Ternyata yang lolos ada 4 orang dalam kelompokku dan yang termasuk lolos yaitu temennya yang pendiem, entah faktor penilaiannya apa, hehe.
Panel interview dilakukan di Kota Tua BNI Jalan Sudirman Jakarta pusat. Di panel interview ada sekitar 200 peserta yang lolos, seluruh peserta itu dari tes LGD yang dilakukan selama 4 hari tes. Nah di situ Bagas bersyukur banget, dia berangkat sendiri, nggak janjian sama temen-temannya soalnya paketannya habis, hehe. Nah, setelah sampai dia melihat semua orang tampilannya sudah kayak professional banker sungguhan, bersih, ganteng, cantik, tinggi semampai, aduh! Bagas sampek bingung gimana bedain yang pelamar sama yang karyawan, wkwk.
Bagas sudah ngira kalau pas panel interview itu dites sama lebih dari 2 orang, dan ternyata benar, ada 4 orang interviewer. Ibaratnya mirip sidang skripsi. Nah seluruh pelamar digiring ke ballroom, lantai 3, mereka mengisi borang virifikasi administrasi sebelum melakukan interview. Mereka masuk dipanggil satu-satu.
Karena mau bertemu panel interview, mereka yang ngetes ini pegawai BNI semua. Perhatikan cara berjalan, pakaian, semuanya dinilai, senyum, tatapan mata, dll. Tipsnya, saat masuk ke ruang interview, apabila ruangnya besar nggak perlu ngucap salam, dan ketika bawa tas itu lebih baik dibawa pakai tangan. Bukan dibawa punggung kalau ransel, dll. intinya nggak boleh dikenakan.
Bagas kebetulan urutan bangku meja nomor 12, pas dia masuk, para interviewer lagi nulis-nulis, nggak jelas, dan Bagas datang sambil bilang, “permisi ibu bapak,” dan mereka langsung berdiri dan menjawab sapa sambil menyalami, dan memberi basa basi ucapan selamat karena sudah lolos tes LGD. Dan kalau nggak dipersilakan duduk jangan duduk!
Setelah itu masing-masing dari interviewer memperkenalkan diri. Dimulai dari bapak yang paling tua duduk paling pinggir kiri, bapak headoffice/kepala cabang BNI Sunter, sebelahnya ada mbak bagian risk management kantor pusat BNI, sebelahnya lagi ada 2 bapak-bapak. Nah para petinggi BNI ini akan kepo tentang softskill, kepribadian, dan lebih ke potensi diri, seperti kelebihan dan kekurangan. Nah tipsnya lagi, di sini jelaskan kelebihan diri yang berhubungan dengan posisi kerja yang dilamar, blablabla. Setelah itu akan ditanya lagi lebih detail, disuruh menjelaskan lebih rinci.
Kemudian ditanya lagi tentang sejarah perusahaan, tentang BNI, kemudian dikasih kesempatan untuk bertanya, nah di sini Bagas sudah belajar dari temennya yang sudah lolos, dia sudah nyiapain 4 pertanyaan untuk masing-masing interviewer. Bagas pas wawancara itu lumayan cepet 20 menit, sedangkan yang lain kayak e lebih lama gitu, dan beda interviewer juga beda tesnya, pas dia pulang duluan dia sempet lihat peserta lain disuruh praktik fisik kayak jalan, perkenalan, blablabla. Temenku bersyukur dia nggak disuruh aneh-aneh, hehe.
PENGUMUMAN
Hari ke 4 setelah tes, ada pengumuman, ternyata hanya ada 1 orang yang lolos diantara temenku segrup 10 orang. Ya udah tidak apa-apa, mungkin memang belum rezekinya, hehe..
Gimana guys, sudah puas?! Hehe... sesusah, serumit, dan semenantang itu ya cari kerja...
Kalau nggak mau ribet tes sana-sini, bisa kok, buka usaha sendiri, tapi ribet dan susahnya ya tetep ada, tapi beda versi aja, bukan tes-tes seperti itu, hehe...
Sudah ya, buanyak banget ini tulisannya, semoga membantu, bermanfaat, dan menginspirasi...
Terima kasih banyak sebelumnya kepada narasumber, Bagas Y. P.
Terima kasih kepada pembaca
Salam coret!
WassalamDualaikum warahmatullahi wabarakatuh
By: NZR
Jariku sampek pegel linu, BTW ini kalau di Ms. Word udah 7 lembar, dengan font Calibri ukuran 11, wkwk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar