Orang-orang Miskin
Orang-orang
miskin di jalan,
Yang
tinggal di dalam selokan,
Yang
kalah di dalam pergulatan,
Yang
diledek oleh impian,
Janganlah
mereka ditinggalkan.
Angin
membawa baju mereka.
Rambut
mereka melekat di bulan purnama.
Wanita-wanita
bunting berbaris di cakrawala,
Mengandung
buah jalan raya.
Orang-orang
miskin. Orang-orang berdosa.
Bayi
gelap dalam batin. Rumput dan lumut jalan raya.
Tak bisa
kamu abaikan.
Bila
kamu meremehkan mereka,
Di jalan
kamu akan diburu bayangan.
Tidurmu
akan penuh igauan,
Dan
bahasa anak-anakmu sukar kamu terka.
Jangan
kamu bilang Negara ini kaya.
Karena
orang-orang berkembang di kota dan di desa.
Jangan
kamu bilang dirimu kaya,
Bila
tetanggamu memakan bangkai kucingnya.
Lambang
Negara ini mestinya trompah dan blacu.
Dan
perlu diusulkan
Agar
ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Belanda.
Dan
tentara di jalan jangan bebas memukul mahasiswa
Orang-orang
miskin di jalan
Masuk ke
dalam tidur malammu.
Perempuan-perempuan
bunga raya
Menyuapi
putra-putramu.
Tangan-tangan
kotor dari jalan raya
Meraba-raba
kaca jendelamu.
Mereka
tak bisa kamu biarkan.
Jumlah
mereka tidak bisa kau mistik menjadi nol.
Mereka
akan menjadi pertanyaan yang mencegat ideologimu.
Gigi
mereka yang kuning akan meringis di muka agamamu.
Kuman-kuman
sipilis dan TBC dari gang-gang gelap akan hinggap di gorden presidenan.
Dan buku
programma gedung kesenian.
Orang-orang
miskin berbaris sepanjang sejarah,
Bagai
udara panas yang selalu ada,
Bagai
gerimis yang selalu membayang,
Orang-orang
miskin mengangkat pisau menuju ke dada kita,
Atau ke
dada mereka sendiri.
O,
kenangkanlah :
Orang-orang
miskin
Juga
berasal dari kemah Ibrahim…
Karya: WS. Rendra
Djogja, 04 Februari 1978
Tidak ada komentar:
Posting Komentar