Follow Us @nila_zulva

Minggu, 19 Maret 2017

Puisi Sastra di Angkasa


SASTRA DI ANGKASA
Sejak kemarin, dia bercerita...
Aku suka angkasa, katanya. Kenapa?
Bahkan ketika gelap? mencekam dan badai?
IYA! Katanya lagi, mantap! Kenapa? Lagi
Kabut yang melayang di atas sana, seperti sebuah cat yang berhamburan!
Yang menggumpal yang menjadi tokohnya, perlahan pudar dan menjelma seperti penari
Angkasa itu replika laut, meski tanpa ikan dan karang, namun sapuan birunya sudah mewakili bak kerajaan laut yang misterius
Angin yang bertugas menebar tawa berhasil menciptakan ilusi ombak yang menakjubkan!
Hujan bukanlah tangis! Tapi anugerah dan rezeki dari Yang Kuasa untuk kita, namun angkasa memang meleburnya, menjadi sebuah seni drama yang sering kali dipuja
Mereka, pasukan rintik yang dramatis
Badai mungkin memang terlihat kejam dan menakutkan! Tapi sebenarnya ia membawa pesan, pesan rahasia yang penting!
Tapi... karena Tuan Badai tak pandai berucap, kedatangannya sering disalah artikan, ia sedih, hingga rupanya menjadi semakin hitam
Namun, Tuan Badai sejatinya selalu dapat tersenyum! Merekah... di dalam eloknya jiwa sang pelangi
Disanalah kesempatannya! Menghibur jutaan penggemar yang ada di bawah, meski sangat singkat, namun ia lihai menebar takjub!
Sang pelangi yang akan selalu dicintai dan dirindukan
Setiap pagi dan sore, di barat dan timur, angkasa akan menyuguhkan sebuah persembahan hebat
Dengan lakon legendaris sang maha surya,
Surya selalu bisa menggetarkan hati, bersama angkasa ia melukis irama seni, warna-warna akan berlari berseri-seri, membentangkan sebuah pesona maha karya tunggal
Pertunjukan yang sanggup melenyapkan kata-kata dan menenggelamkannya dalam kekaguman
Ada banyak tokoh! Tak kan cukup jika ku ceritakan satu persatu. Katanya mengakhiri, dengan senyum puas, iya, aku mengerti
Angkasa yang penuh misteri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar