TENGGELAM
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh
(aku tidak bermaksud apapun,
semua yang kuketik dalam blog ini hanyalah kekagumanku semata, tentang betapa
menakjubkannya segala ragam pikiran dan perasaan seorang makhluk yang bernama manusia.
Segala yang kutulis kuhargai begitu mengesankan dan unik sekali [bukan
tulisannya cuy], bersyukur pada akal, Ciptaan Nya)
Hari ini, aku mengetahui satu
hal.
Aku suka sekali kata-kata ini.
Tenggelam, yeah!!! Aku tidak tahu, tapi tenggelam memiliki makna yang begitu
dramatis dan dalam... setidaknya begitu menurutku
Iya, kembali, hari ini
Mengapa aku mengetik tulisan ini?
Karena aku mendengar sebuah jawaban dari seorang teman,
Aku sedang mengikuti sebuah
kegiatan wajib bangku pendidikan... mendapat tanggung jawab, melaksanakan
program kerja, beberapa...
92 hari lamanya, semuanya harus
selesai
Iya, ini serius! Setidaknya begitu
menurutku,
Setidaknya 45 hari telah berjalan
hingga tulisan ini diketik...
Banyak hal dan aktivitas yang
telah, sedang, dan akan aku lakukan, dengan 19 orang teman yang belum lama
kukenal
Beberapa program kerja telah
terlaksana,
iya... momen yang tak pernah
absen aku laksanakan, penasaran!
Penasaran tentang apa? Tentang
pemikiran orang lain, tepatnya 19 orang temanku, tentang kegiatan 92 hari ini
Hari demi hari telah pergi, memori
yang berlalu seluruhnya juga telah sukses terukir menjadi sebuah kenangan,
hingga aku tiba pada hari ini, sore tadi...
Salah seorang teman secara tidak
sadar, tulus mengucapkan hal yang sangat aku ingin ketahui dari awal,
penasaranku terjawab
Kurasa selama ini aku memang
teggelam, yah! Aku mengalihkan topik,
Iya, aku membahas tenggelam baris
ini...
Selama ini aku memvonis diriku
sendiri, aku tenggelam, mengapa?
Bukan! Bukan tenggelam di dalam
air, bukan! Ini semua tentang pikiran dan imajinasiku, ya! Pikiranku terlalu
tenggelam dalam segala aktivitas, hingga aku nyaris mencapai dasarnya dan lupa
jalan menuju daratan
Bisa kau pahami? Ya, mungkin
tidak, atau pasti tidak!
Baik, aku beri contoh. Begini,
Contohnya seperti berikut
Aku seorang murid, aku mendapat
tugas, aku harus membuat sebuah essay 500 kata tentang sebuah desa yang
memiliki potensi terpendam. Tugas tersulitnya adalah melakukan observasi ke
desa itu, mencari segala potensinya, dan menuliskan dalam sebuah essay 500
kata, tidak lebih dan tidak kurang
Tahu apa yang akan aku lakukan?
Tentu saja, tenggelam...
pikiranku akan tenggelam dalam tugas essay itu, memikirkan seluruhnya untuk
tugas itu, hingga aku tidak peduli kesenangan macam apa yang menggodaku untuk
tidak mengerjakan tugas
Saat temanku menggoda untuk
mengambil jalan pintas, meng-copy dari hasil yang sudah ada misalnya, atau
mencari bantuan orang lain untuk mengerjakan sepenuhnya, seperti itu, apa
jawabanku? Tentu, aku menolak, pikiranku yang tenggelam akan memikirkan segalanya,
termasuk tentang sebuah tindak yang kurang benar, buruk, dan tanggung jawab
Disaat yang lain, telah rampung
dan finish jauh mendahuluiku, pikiranku justru akan terbayang-bayang tentang
hukuman apa yang akan aku terima jika aku tidak mengerjakan tugas itu dengan cara
dan hasil yang benar (hukuman yang haqiqi, kau tahu? Bukan sesama manusia, yang
berlaku saat ini, tapi nanti)
Okay, sudah cukup
Kembali ke sebuah pernyataan
temanku dan rasa pensaranku
Sore ini, kala aku sedang pergi
berdua dengan temanku, kami sedang mengantre pesanan kami, sekilo ayam goreng
krispi yang lezat, ayam masih diproses di penggorengan dan semacamnya, kami
menunggu berdua, lumayan lama, hingga aku sedikit merasakan kantuk
Disela-sela waktu menunggu itu,
kami saling berbicara, menanggapi dan menjawab
Topik yang kami bahas seputar
kegiatan kami 92 hari, kesukaan/minat kami masing-masing, atau tentang suatu
hal yang kebetulan kami temukan dalam sorotan pandang saat itu juga
Aku nyeletuk membahas program
kerja yang kami lakukan, lebih tepatnya program kerja yang belum maksimal,
tertunda, belum dilaksanakan dengan baik
Aku bertanya padanya, bagaimana
tanggapannya?
Yah, jawabannya agak membuatku
terkejut, tak terduga bagiku sama sekali, namun aku cepat-cepat menyelipkan sepucuk
tawa dan nada bercanda saat menanggapinya
Bisa menebak apa yang ia katakan?
Ia tidak mengatakan tidak peduli
sebenarnya, namun kata-kata yang terlontar dari mulutnya sangat mewakili rasa
ketidakpedulian itu, “mau terlaksana atau tidak, masa bodoh dengan proker!”,
mungkin seperti itu
Ah, tau tidak, karena aku
tenggelam, pikiranku akan terbayang-bayang oleh proker yang tidak terlaksana
dengan baik, jiwaku seperti dipanggil, aku harus bergerak untuk menyelesaikan
proker itu entah bagaimana caranya, meskipun aku tahu akan berakhir dengan
hasil yang tidak sesuai/sebagus seperti yang diharapkan, namun rasa pertanggung
jawaban atas terlaksananya proker akan terus membayangiku
Sedangkan dia, temanku? Mudah
sekali mengatakan ketidakpeduliannya?
Sekian detik aku berpikir, lalu
apa arti sebenarnya tentang kegiatan 92 hari ini? Dia seperti sama sekali tidak
ada hati di 92 hari ini? Atau ia melakukan hanya untuk menyelesaikan kewajiban,
lalu berakhir dan menghilang tanpa arti begitu saja? Atau bagaiamana? Atau aku
yang terlalu berlebihan (lebay) dalam menanggapi dan menuliskan semua ini? Ah..
aku tidak mengerti
Yang jelas selama ini, aku merasa
arti kata tenggelam yang kuidolakan, terfavorit dalam pikiranku ternyata
bermakna seperti ini, mengertikan?
Iya, tidak apa-apa kalau tidak
mengerti, mungkin lebih baik begitu
Tapi ada yang lebih tidak
kumengerti... tentang perasaan mereka
Yang tidak seserius pikiranku
tentang menanggapi suatu kejadian seperti contoh yang baru saja kuketik
Mengapa mereka bersikap seperti
itu?
Seperti tidak menganggap apapun
tentang apa yang mereka lakukan? Ketika semuanya selesai, ya sudah, selesai...
mungkin mereka akan lebih senang saat semuanya selesai, begitukah?
Yah... aku sendiri sebenarnya
tidak terlalu berkontribusi banyak, yah... apalah yang bisa dilakukan oleh
manusia berzona nyaman sepertiku? Hanya pikiranku saja yang terlalu berrlebihan
merasakan dan menanggapi suatu hal, sedangkan respon nyataku sama sekali diam
Ah.. entahlah, aku tahu akupun
tak lebih baik sama sekali dari mereka...
Sekian, terima kasih...
Salam coret!
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
By: NZR
Tulisan ini selesai
diketik dan disunting pada pukul 00.45 WIB
Aku luwe, durung mangan, tapi gak ngantuk mergo efek kopi lek ku ngombe
isya’ mau
Bar iki mangan, uhuy! Ayam goreng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar