Follow Us @nila_zulva

Senin, 30 Juli 2018

KKN 284 GEBANGAN GOES TO BROMO


KKN 284 GEBANGAN GOES TO BROMO

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirabbilalamin...
Mendadak adalah cara yang luar biasa indah jika akan merealisasikan sebuah rencana, khususnya untuk liburan bersama teman-teman. Yeah!

Why?
Kemarin, tepatnya tanggal 29 Juli 2018 pukul 02.00 WIB, gw bersama teman-teman kelompok KKN 284 Gebangan Probolinggo dan seorang saudara temen gw akhirnya bisa cus! Pergi ke Gunung Bromo. Awal cerita, liburan ke Bromo sebenarnya tidak direncanakan jauh-jauh hari, tanpa persiapan, hanya saja sekitar satu atau dua hari sebelum keberangkatan, salah seorang temen gw, DYI nama singkatnya, tiba-tiba nyeletuk ingin pergi ke Bromo bersama saudaranya.  Berhubung gw dan kelompok KKN juga berencana berlibur hari Minggu dan belum tahu akan pergi kemana, akhirnya DYI pun sekalian mengusulkan untuk mengajak pergi ke Bromo. Nah! Tanpa banyak cing cong, semuanya setuju. Dal Lur!

Minggu pagi, pagi banget, pukul 02.00 WIB, semuanya mulai berangkat. Start awal dari posko KKN di Balai Desa Gebangan, Probolinggo. Perjalanan ditempuh selama sekitar 2-3 jam.

Suasana pagi hari masih gelap, jalanan lumayan sepi, namun saat tiba di wilayah kota Probolinggo, jalanan sudah mulai terisi oleh mobil-mobil pengangkut barang dan orang macam truk, mobil box, pick up  sampai bis. Next! Memasuki area wisata Gunung Bromo jalan mulai menanjak, sedikit demi sedikit tapi pasti, hehe... lingkungan berganti menjadi suasana pedesaan yang tenang, lalu lanjut lagi ke lingkungan alam yang lebih sunyi, J.

Perjalanan terus menanjak, sesekali juga turun meluncur, berkelok-kelok macam lintasan wahana roller coaster. Lebih tinggi lagi, suhu udara perlahan mulai turun, lebih esis, dingin semriwing, hehe... karena masih pagi dan terlampau gelap, sisi kanan kiri jalanan tak begitu jelas tersaji suatu pemandangan. Semuanya masih hening, rapih terbungkus malam yang menghitam, eak! Di beberapa tempat saat mencapai dataran yang lebih tinggi, tampak remang-remang hutan pinus yang tumbuh menjulang di sisi kiri kanan jalan. Suasana benar-benar sepi seperti kota mati, tanpa suara apapun kecuali deru mesin motor yang sibuk melaju, mengantar kami menuju puncak Bromo.

Memang dasar gw yang nggak pernah ndaki atau punya pengalaman seputar naik gunung, gw nggak khawatir atau kepikiran sama sekali, suhu udara di lokasi Gunung Bromo akan sedingin itu, iya begitu! Dingin banget cuy! I swear! Eh, apa gw aja yang lebay? hehe.. nggak, nggak, beneran dingin kok, khususon buat kalian yang menjadi wisatawan pemula agenda naik-naik ke puncak gunung.

Saat rencana ke Gunung Bromo sudah fix, gw sama sekali nggak prepare apapun, jaket yang memadai buat muncak nggak bawa, nggak punya sarung tangan, sweater, syal, atau apalah itu. Pas mau berangkat gw akhirnya disaranin minjem jaket ke temenku laki-laki, awalnya gw nolak, gw pikir nggak masalah kalau gw pake jaket seadanya, jaket KKN yang tipis. Setelah gw pikir-pikir lagi beberapa detik, hehe.. akhirnya gw jadi pinjam, bodo amat mau kebesaran banget yang penting gw pake itu jaket biar nggak kedinginan.

Usai melintasi jalanan berkelok, kesepian, kesunyian, dan kedinginan, akhirnya tiba juga di gerbang masuk wisata Gunung Bromo. Tiket masuk awal dikenai biaya Rp. 15.000 per motor. Nah! Disini! Disinilah gw baru sadar betapa dingin sekali suhu udaranya. Sembari membayar tiket masuk, tiba-tiba ada bapak-bapak para penjual sarung-tangan automatically datang nyamperin tiap pengunjung, menawarkan jajanan, eh, gorengan, bukan! Sarung tangan! And... tanpa pikir panjang gw langsung iya-in itu penjual buat beli, harga sarung tangannya murah menurut gw, only Rp. 10.000. Langsung gw pake! Yap!

Oiya, tadi gw bilang udah sampai gerbang masuk ya, eits! Tapi bukan berarti sudah nyampek Gunung Bromonya, belum!!! Masih panjang perjalanannya cuy! Sabar... disitu gw berhenti sejenak, adaptasi dulu sekian menit dengan lingkungan baru, hehe... sebenarnya tempat itu sudah berada di dataran tinggi, dan dari situ juga, gw sudah bisa mandang sedikit panorama alam yang indah banget! Anugerah Tuhan yang luar biasa, sunrise! Okeh! Lanjut bray!

Motor jalan lagi nih, kali ini melintasi lingkungan yang mulai riuh oleh bangunan-bangunan penduduk sekitar Bromo. Jalanan masih sama, terus naik dan berkelok-kelok. Sisi kanan dan kiri kini lebih cemerlang oleh lampu-lampu perumahan. Bangunan-bangunan bisnis macam restoran dan hotel bergaya modern kokoh berdiri berdesak-desakan memenuhi tepi jalan. Lanjut! Kini memasuki gerbang kedua menuju Gunung Bromo, lagi, ada tarif masuk, pengunjung lokal dalam negeri perorang Rp. 35.000 untuk hari libur, kalau untuk hari biasa akan lebih murah lagi sekitar >Rp. 20.000, dan untuk pengunjung manca negara tarif akan jauh lebih mahal, hehe.. berlipat-lipat, berapa ya??? Lupa! >Rp. 200.000 kayaknya.

Next! Motor terus melaju, melintasi jalanan yang sekarang kondisinya agak berbeda. Aspal semi-semi pasir, haha.. paham?

Kini jalan akan menukik tajam, meluncur cuy! Tapi pelan-pelan saja ya, kayak pepatah orang jawa, “alon-alon penting kelakon”. Mengapa begitu? Because... can you imagine that? Bayangin deh, lu naik motor, boncengan, melewati jalan yang modelnya nyungsep/menukik banget plus sentuhan pasir diatas aspalnya. Kalau masih sayang nyawa, gw jamin lu kagak bakal ngebut kayak Valentino Rossi, XD. Lu pasti bakal kalem, alon-alon, ngerem-ngerem gitu, hehe.. nggak penting ya, hm.. yo wes, next!


Usai menyelesaikan tantangan meluncur tadi, sekarang lanjut ke tahap selanjutnya, bah! Ngomong apa to?! Iya, lanjut pokok e! Kalau ke Bromo, pastinya sudah tidak asing dengan area lautan pasir, bener opo bener? Nah, disinilah, tanah lapang tanpa pepohonan terhampar begitu luasnya, full of black sand, yeah! Yang ada cuma tumbuhan jenis rumput dan semak, tumbuh sak karepe dewe di beberapa tempat. Baru nyampek lautan pasir, gw sudah merasa tersepona, eh, terpesona dengan suhu yang dingin banget! Kagak, pemandangan yang indah banget. Gw sampai di lautan pasir sekitar pukul 05.15 WIB, kondisi masih lumayang gelap, remang-remang, bulan yang bulat juga masih bersinar, memposisikan diri di atas jajaran Gunung Bromo dan temannya Gunung Bromo, Gunung Batok namanya, yang itu lo, yang khas banget bentuknya, unik! Sejauh mata memandang kalian hanya akan melihat hamparan pasir dan gunung-gunung, sipplah!.

What happen?

Automatically, gw langsung ngambil kamera dari saku jaket, jepret sana-sini, ngrekam sana-sini, mengabadikan momen disitu. Entah suhu udara menunjukkan angka ke berapa tapi gw dan semua orang yang ada disitu, jam segitu, bakal memproduksi asap mengepul dari mulut masing-masing saat berbicara. Uhuy! Jadi kayak di belahan bumi mana... gitu! Sumpah seneng gw, wkwkwk... ndeso yo ben, penting aku seneng. Saking dinginnya, tangan gw jadi mati rasa, gw bingung, jari-jari rasanya kayak robot, megang hp aja sampek lupa caranya gimana, karena saking ademnya, wkwkwk... tangan kanan gw nggak pake sarung tangan, karena sibuk memfoto buat dokumentasi, alhasil rasanya beku, memerah, mati rasa, dan perih!

Hah! Hari mulai terang, matahari juga mulai terbit, namun, saat berada di lautan pasir kalian nggak akan menjumpai sunrise, karena posisi sunrise terhalang oleh pegunungan yang menjulang mengelilingi lautan pasir. Tapi tak apa, pemandangan yang ada sudah cukup memukau kalian kok.

Next! Setelah cukup puas mangabadikan momen dengan berfoto dan video. Perjalanan masih dilanjutkan, menuju Gunung Bromo yang sebenarnya, hehe... mengendarai motor melewati lautan pasir bukanlah perkara mudah, yeah! Khususnya kalian pengguna motor jenis matic, siap-siap macet setiap sekian detik sekali, haha... okeh! Lanjut, mendekati Gunung Bromo matahari sudah mulai terbit membawa kecerahan dan kesilauan. Sinar kuning khas menyorot kesegala arah, menabrak rerumputan, gunung, bebatuan, dan para pengunjung.


Kami lagi-lagi berhenti sejenak, melanjutkan agenda memotret. Dan salah satu temen gw, bisa dibilang sudah masuk kategori fotografer profesional macam krunya NATGEO wkwk (amin...), AFW nama singkatnya. Dia gantian memotret semua temen-temen gw, XD. Hasilnya? Wiuh! Jempol!

Next! Nyampek juga ke Gunung Bromo, kami bersepuluh mendaki pelan-pelan. Wait! Sebelum ndaki kalian akan dikenai tarif Rp. 5000 buat parkir, kalau mampir kamar mandi, nambah Rp. 3000, kalau naik kuda nambah lagi sekitar Rp. 50.000 - Rp. 75.000, hehe... Oiya! Kalau ke Bromo jangan lupa pakai masker. Tidak hanya untuk mencegah bau belerang yang menyengat masuk ke hidung, tapi juga untuk  debu dan aroma-aroma wangi khas kotoran kuda, kalian nggak mau kan pingsan gara-gara mabuk aroma-aroma sedap itu, haha...


Alright! Dua hal lagi yang khas dari wisata Gunung Bromo, sebuah bangunan Pura dan tangga menuju puncak Bromo. Pura akan kalian jumpai sebelum mendaki ke Gunung Bromo, sedangkan tangga akan kalian lewati tepat sebelum puncak Bromo. Ndaki ke Bromo sebenarnya tidak terlalu sulit dan melelahkan. Meskipun tanah yang kalian daki berupa pasir dan debu, namun rutenya cukup mudah, apalagi ditambah suguhan pemandangan alami pegunungan yang menakjubkan, rasa lelah akan sirna begitu saja, hehe...





Next! Akhirnya setelah beberapa jam perjalanan dengan berbagai macam rute dan tantangan, hehe... sampai juga di puncak Gunung Bromo!!! Yeay!!! Sebuah kawah Gunung Bromo yang masih aktif menganga lebar, menyuguhkan pemandangan guratan-guratan khas ukiran alam yang unik dan luar biasa. Tidak ketinggalan, kabut tipis mengepul keluar dari tengah-tengah kawah, lengkap! Berputar 45 derajat ke kanan, mengalihkan pandangan dari kawah, kalian akan disuguhi pemandangan Gunung Batok yang cantik dan berciri khas, putar lagi 45 derajat ke kanan, kalian akan menangkap pemandangan hamparan lautan pasir yang mungil dari kejauhan, beserta koloni manusia yang tampak mungil berbaris mengantre naik ke kawah Bromo, pemandangan keseluruhan berupa ukir-ukiran khas lelehan lahar gunung berapi yang sudah membeku menambah cantik dan tampak dramatis, terbungkus debu dan pasir gelap keabu-abuan. Uhuy!

Sudah, cukup, sekian, terima kasih...

Eh, ketinggalan cuy!

Pas balik, alias pulang, kalian harus ekstra sabar dan super hati-hati, rute pulang sama dengan rute berangkat. Otomatis kalian akan melewati jalan meluncur berpasir yang tadi, kali ini beda posisi, jadi menanjak, dan itu sungguh sulit keterlaluan. Kalau ceroboh bisa terguling dan celaka! Mampus bos!

Okay, sudah, see you...

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Aku agak sedih, iya sedih, why?
Temen gw KKN nggak ikut 1 orang, dia pulang ke rumah, nama singkatnya AHH, J
Tapi ya... nggak apa-apalah, setidaknya jaketnya sudah bisa ikut, hehe... sebagai perwakilan, tak pinjem.. makasih lo ya...

LINK YOUTUBE Perjalananku dan teman-teman KKN ke Bromo bisa kalian lihat disini! https://www.youtube.com/watch?v=3u2imeigttc&t=52s

Probolinggo, 30 Juli 2018
By: NZR
Akhirnya gw bisa nulis tepat waktu, Yeay!
Keburu hilang ingatan cuy!
Thank you so much KKN 284 GEBANGAN!!!

Foto oleh: AFW



Tidak ada komentar:

Posting Komentar