Follow Us @nila_zulva

Sabtu, 15 Desember 2018

PUISI PESAN




PESAN

Pada ranting yang hening mengiba
Aku bercerita
Kubiarkan ingatanku menjelma kenang bingkaimu, melukis rasa yang pertama
Dulu, kau sibak aku merengkuh awan, memeluk hampa, memudarkan tanda tanya
Mengenal angin, mendekap sepi, melepas rasa yang tak pernah kusangka
Kini aku mengerti
Hujan yang kau agungkan, sejatinya bukanlah penghibur namun luka yang menghujam
Membekaskan tempias diorama keruh, sekeruh angkasa yang mengumbar tangis
Melupakan terbit, terik, hingga kelam melegam
Kini aku mengerti
Tentang hatimu yang terkapar, lusuh karena doa yang tak pernah sampai
Menghilang rapuh seperti abu, menghambur bisu ditelan biru
Mengapa tak pernah sudi kau kisahkan, barang sepatah kata atau sebaris aksara?
Justru kau suguhkan senyum tegar tak terkemas, mengikat harapan yang tak lepas
Kini aku mengerti
Mengapa engkau pergi di sore itu, tanpa tatap, tanpa suara, tanpa jeda
Menyisakan siluet elokmu yang melangkah lenyap di senja esok dan esok lagi
Lalu sengaja kau pasung aku, tinggal mengeras bagai batu
Membiarkan aku terkoyak rindu, karenamu yang tenggelam diseparuh lautan pilu
Tahukah engkau, aku telah lama jatuh mencintai deritamu yang tak pernah tereja
Kini aku mengerti
Jejak dan janjimu yang hilang tak akan pernah kembali
Perih! Candu kau sematkan padaku yang resah tergerus ratapan
Tersudut di kota ini, merangkai teka tekimu yang beranjak tanpa salam perpisahan
Menelan lagi memori juangmu dalam kesendirian
Dan kini, aku benar-benar mengerti
Merelakan adalah misteri pesan darimu yang selama ini ku cari


Ponorogo, 19 November 2018
Nila Zulva Rosyida

Tidak ada komentar:

Posting Komentar