Follow Us @nila_zulva

Jumat, 16 November 2018

GAK DOYAN CUMLAUDE!?




GAK DOYAN CUMLAUDE!?

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Teman-teman yang baik hatinya... dunia pendidikan adalah dunia yang di dalamnya dominan dikenal dengan tugas, peraturan, ujian, dan nilai. Anak paling pintar adalah anak yang memiliki nilai tertinggi, ranking terbaik, no. 1. Iya, begitu. Mungkin seperti itu, isi pikiran dari anak usia SD/MI sederajat, SMP/MTs sederajat, sampai SMA/MA sederajat, kecuali kalau kalian sudah sadar duluan, berpikir out of the box, hehe...

Begini, anak pintar/cerdas/jenius dan sebangsanya sesungguhnya bukanlah diukur oleh nilai yang tertulis di atas kertas, bukan! Tapi, [menurutku] anak yang bisa menerapkan dengan baik seluruh ilmu yang ia dapat dan mewujudkannya secara nyata, begitu. Karena pembuktian kecerdasan melalui tulisan angka saja tidak cukup.

Hm.. aku benar-benar bingung mau menulis apa sebenarnya, hadeh... payah!

Intinya, mengapa aku menuliskan judul gak doyan cumlaude?

Seharusnya, umumnya banyak mahasiswa dipastikan menginginkan/mengharapkan dapat lulus perkuliahan mendapat hasil terbaik dengan predikat cumlaude. Sejujurnya aku juga seperti itu, dulu... tapi sekarang, aku memutuskan mengedit tulisan harapan baik itu, mengapa?

Kuliah bertahun-tahun membuatku semakin sadar tentang diriku dan kemampuanku sendiri, iya. Dunia perkuliahan sejatinya bukanlah dunia pendidikan yang rapi dan terkontrol seperti ketika SD/SMP/SMA, bukan! Tapi perkuliahan adalah dunia pendidikan yang akan menjadi ajang pencarian jati diri kalian masing-masing. Dan sekarang aku sedikit menemukan dan mengerti...

Mencapai cumlaude? Bagaimana? Mudah sekali! Iya, aku katakan itu mudah!

Jangan bolos, rajin mengerjakan tugas, dan jangan langgar peraturan, intinya cari aman saja, dan usahakan nilaimu selalu baik, sudah, predikat cumlaude? Bisa! But! Mengapa aku mengatakan mudah? Perlu digaris bawahi, kata-kata usahakan nilaimu baik, aku yakin, nyaris semua orang akan mencari segala cara untuk mendapatkannya, dan itu benar-benar mudah sekali, bisa jadi semudah membalikkan telapak tangan, iya!

Tapi, setelah lulus, setelah berhasil mendapat cumlaude? What will happen?

Buat apa mahasiswa cumlaude? Yang sekadar cumlaude, tanpa skill mumpuni, tanggung jawab! Itu yang berat. Nilai yang tertulis di kertas dengan predikat cumlaude, dicapai dengan cara bagaimana? Kasihan sekali jika berakhir seperti... “tong kosong nyaring bunyinya”.

Aku sendiri membayangkan seperti ini, jika dirimu berhasil mendapat predikat cumlaude namun sesungguhnya dirimu kosong, pujian, tepukan, sorak sorai para dosen, teman-teman, orang tua, saudara, dan para tetangga pastinya tidak akan tertelan manis bahagia, namun akan terasa menyiksa, karena tanggung jawab atas nilai baik yang kau dapat dari cumlaude nyatanya tak lebih dari sebatas tulisan angka yang bagus

Tahap selanjutnya, apa? Kekosongan dan bingung...

Lebih baik menjadi pribadi yang mendapat nilai standar namun memiliki skill, 1 skill tidak apa-apa, asal cukup mumpuni di dalamnya dan dapat dikembangkan dan selanjutnya diandalkan, sebagai modal langkah selanjutnya, hehe.. ngomong sok iye! Bes, gobes, ngono intine

Sekian

Salam coret!

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

By: NZR
Hm.. dapat cumlaude boleh kok, itu bagus J

4 komentar: