The Story of Minta SKCK
di POLRES dan Tutorial [Ponorogo]
Bismilahirrahmanirrahim
Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Wah.. rasanya sudah kayak bertahun-tahun nggak ada tulisan
terbit dari blog ini, padahal tulisan terakhir baru terbit 2 bulan lebih
sedikit yang lalu hehe, tepatnya 3 April 2020 kemarin, kemarin?
Okay! Alhamdulillah
nih, aku mau nulis lagi, sharing pengalaman yang ... sepele? Atau... memalukan?
Hm... entahlah, yang pasti sesuai judul ya, tulisan ini akan bahas gimana
caranya buat Surat Keterangan Cacat Kepolisian [SKCK] dan bumbu-bumbu petualangan
di dalamnya! Yoh! Langsung!
Jadi begini pemirsa, eh! Teman-teman, wkwk
Pada 28 Mei 2020 yang lalu, aku sama temenku satu desa,
namanya si Mas, lengkapnya Masrurotin [temenku ini pernah tercantum juga di salah satu
tulisan di Blog ini berjudul NikmatnyaMudik Jember-Ponorogo di Tengah Wabah Covid-19 [Catatan Perjalanan]] oke, lanjut! Tidak penting!
RONDE
1
PENGANTAR
[FAIL]
Nah, pada Kamis pagi menjelang siang, aku dan si Mas berencana untuk
pergi ke Polres Ponorogo yang berlokasi di Jalan Bhayangkara No.60, Banyudono, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur,
Indonesia Raya Merdeka Harga Mati 63413. J
FYI. Sebelumnya nih,
rencana nyari surat SKCK sebenarnya sudah ada sejak berhari-hari,
berminggu-minggu sebelumnya, but...
entah mengapa, ya gitu, tertunda terus, hm... dasar!
Nah, sudah siap nih, Kamis
pagi! Pakai baju rapi, pakai masker [Ingat! Masih pandemi Lur!], dan bawa
berkas persyaratan buat minta SKCK, ngeng! Naik motor menuju Polres Ponorogo.
Entahlah, mungkin karena
efek dari aku dan si Mas ini memang sebelumnya merantau sekitar 4,5 tahunan di Jember ujung etan [timur] sana, dan
kini sudah lulus terus alhamdulillah sudah pulang ke rumah di Ponorogo, tapi kita
justru merasa jadi anak perantauan di kampung halaman sendiri, nggak tahu
apa-apa woy!
Lumayan parah sih, nggak
tahu tempat-tempat umum yang harusnya sebagai orang asli Ponorogo tahu! Bahkan,
Polres pun kami sempet ragu lokasinya di mana?! Haduh! Payah!
Tapi memang di Ponorogo
ini ada aturan lumayan baru untuk pemberlakuan jalan satu arah, dan di sanalah
kesalahan kami.
Ketika sudah meluncur
mendekati Polres, mau sampai nih, depan gerbangnya Polres pas! Kita yang dengan
muka polos seperti biasa, kaget bukan kepalang! Wkwk [lebay ya, biarin!].
Iya, kaget! Seorang polisi
paruh baya, tiba-tiba nyegat kami dan
bentak! Seketika aku dan si Mas langsung gobl*k dadakan dong, kita rada agak
kurang nyaut kenapa si Pak Polisi tiba-tiba menghadang di depan kami yang lagi
santuy mau merapat nyari tempat parkir.
“Satu arah tahu!!!? Satu
arah tahu tidak?!” kira-kira begitulah kata Pak Polisi yang tiba-tiba
menghadang ngomong pakai gas pol.
Aku yang dibonceng di
belakang auto ngah-ngoh lola agak
bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi, sedangkan si Mas yang di depan,
gelagapan nanggepin semprotan si Pak Polisi.
Oalah! Rupanya kita
salah arah ya Allah... alias melawan arus.
Tahu apa kelanjutannya?!
Wkwk
Setelah insiden itu,
kita justru langsung puter balik, gas pol, dan banting setir menuju super
market! Wkwk
Niat awal mau nyari SKCK
seketika kandas di depan gerbang Polres. Haduh... ya... gimana ya, sebagai manusia
yang tercipta dengan hati yang mudah ambyar dan nyali yang nggak sekuat manusia
lain, dibentak Pak Polisi gitu doang, sudah sukses bikin aku sama si Mas jantungan
dan menciut bagai butiran Rinzo yang sekali dikucek langsung ilang tak
berbekas, payah pake buanget!
Kita sampek mikir
berkali-kali, berteori konspirasi (iya serius!), dan akhirnya ogah beneran mau balik ke Polres kecuali
pulang dulu buat ganti baju, biar nggak kepergok dengan Pak Polisi yang sama,
biar nggak malu. Next!
RONDE 2
SUCCES BUT FAIL
Nah! Setelah sebelumnya
terjadi insiden disemprot Pak Polisi gara-gara salah arah, hari berikutnya,
tepatnya Jumat, 29 Mei 2020, aku dan si Mas budal lagi menuju Polres, kita
berangkat sekitar jam 10 an pagi. Ngeng!
Okay! Sampai! Belajar dari
kesalahan nih, kita nyari jalan yang searah, yang baik dan benar sesuai aturan,
hm...
Okay! Parkir, aman,
meluncurlah kami ke Polres, nah! seperti biasa, dengan tampang polos, kami agak
celingukan pas masuk, terus akhirnya dipanggil seorang polisi yang mungkin lagi
jaga piket di deket gerbang masuk.
“Mau ngapain mbak?”
begitu kira-kira pertanyaan seorang polisi yang mencurigai muka bingung kami.
“Mau minta SKCK pak,”
itu jawaban kami.
MASUK POLRES ABSEN DULU
Okay, ternyata, kalau
dari gerbang masuk Polres Ponorogo, di sebelah kiri dari gerbang pas, itu ada
sebuah ruangan penjaga yang di depan ruangan itu ada meja tempat buku absen
pengunjung berada.
Pengunjung Polres yang berkepentingan kudu absen di
buku itu, nulis Nama, Alamat, Keperluan, dan Tanda Tangan [seingatku itu ya].
Nah! setelah absen
ditanyai lagi,
“Sudah tahu ruangannya
mbak?”
Ya jelas lah! Belum tahu
pak! Okay, tempat buat SKCK ada di sebelah kiri dari gerbang masuk Polres
Ponorogo, jadi masuk dulu, lurus sedikit, lalu belok kiri agak masuk lagi, nah
bagian kiri pas! Wkwk. Paham nggak?
Pokoknya ada gedung, di
depannya ada beberapa meja kursi panjang, di tembok depan terpampang beberapa
banner tentang petunjuk pembuatan SKCK dan surat-surat yang lain.
Nah! aku dan si Mas
sampai di depan ruang pembuatan SKCK, but, kita berhenti dulu buat nyiapin
berkas sambil baca banner aturan pembuatan SKCK. Dan... What The F?!
Berkas yang kita bawa
ada yang kurang woy! Kurang ajar! Wkwk
Rupanya, syarat buat SKCK ialah:
Fotokopi KTP 2 lembar
Fotokopi Akta Kelahiran
Fotokopi Kartu Keluarga (KK)
Fotokopi Ijasah terakhir
Foto berwarna 4x6 background merah 3 lembar
Uang Rp 30.000
Aku dan si Mas nggak
bawa fotokopi akta kelahiran! Hadeh! Ya sudah, akhirnya kami memutuskan kembali
pulang, ngambil akta kelahiran, difotokopi dan segera balik lagi ke Polres hari
itu juga.
Oiya, FYI, pelayanan pembuatan SKCK di Polres Ponorogo
hari Senin – Jumat, buka mulai pukul 09.00 WIB – 13.00 WIB.
RONDE 3
MISSION SUCCES
Nah! setelah berkas
lengkap, kami kembali meluncur ke Polres dan masuk ruangan khusus pembuatan
SKCK, di dalam ada beberapa petugas. Kita langsung nyerahin seluruh berkas dan
bilang, bahwa kami buat SKCK untuk
kepentingan melamar pekerjaan, terus kami dikasih kertas borang tentang
biodata dan lain-lain yang harus diisi.
Aku dan si Mas langsung
keluar ruangan dan duduk di depan ruang pembuatan SKCK itu tadi, sambil mengisi
borang secara lengkap. Okay! Setelah selesai, kami segera masuk lagi dan
menyerahkan borang, setelah itu kami bayarkan uang sejumlah Rp 30.000. Terus
kita dikasih SKCK yang sudah jadi masing-masing 1 lembar, wkwk ya iyalah.
Oiya! SKCK ini berlaku 6 bulan ya, kalau mau dipake
lagi bisa, caranya dengan diperpanjang.
HAH! Akhirnya kelar juga
buat SKCK, lebay banget pake acara nggak jadi buat gara-gara kepolosan dan
kepayahan kita nggak tahu aturan lalu lintas, terus kudu balik lagi gara-gara
nggak tahu syarat berkas yang dibutuhkan apa aja, haish!
Yah, alhamdulillah SKCK
sudah di tangan,
Hikmah yang dapat
diambil adalah, Sebelum Mencapai
Kesuksesan, Maka Harus Melewati Kegagalan dan Belajar dari Kegagalan Dahulu,
wkwk
Sudah ya, hm.. selama
ini ku baru nyadar, nulis kayak begini ngabisin waktu 1 jam 30 menit, what!?
Okay, sekian, terima
kasih, semoga bermanfaat!
Salam coret!
Wassalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Haduh, gambar banner hasil
jepretanku tentang keterangan alur ngurus SKCK dan perpanjangannya terhapus
guys! So sad... L
Tidak ada komentar:
Posting Komentar