Follow Us @nila_zulva

Selasa, 22 Maret 2022

TAK ADA UANG DI DOMPETKU, INILAH YANG TERJADI



TAK ADA UANG DI DOMPETKU, INILAH YANG TERJADI

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Saudara-saudariku, segala jenis, seluruhnya, semuanya, hehe...

Tulisan ini adalah tulisan gagal yang telah mengalami kegagalan berkali-kali sampai lupa gagal ke berapa kali? Iya, tulisan gagal, selalu gagal terabadikan dalam sebuah tulisan, entah dimenit keberapa, dihari keberapa, atau berapa lama tulisan ini akan termuat menjadi tulisan, entahlah...

Berkali-kali kutulis, berkali-kali pula ku hapus...

Aku terlalu pecundang untuk membebaskan diriku sendiri, iya

Mengakui pemikiranku benar dan memberikannya tempat untuk hidup, itu sulit

Setiap kali ia datang, sekian detik kemudian, segera kutebas dengan hal lain yang lebih umum dan nyatanya bertolak belakang dengan pemikiranku, kemauanku, dan pembenaranku

Aku begitu tega membunuh apa yang murni muncul dari diriku sendiri, aku kesulitan memberikan cukup ruang dan waktu untuk menikmati apa yang sebenarnya kumiliki, dan justru membiarkan benda asing dari luar mengisi diriku yang payah ini

Sejak kusadari aku mempunyai suatu perbedaan dalam diriku, aku semakin yakin bahwa diriku memang begitu adanya... hingga semakin hari, perbedaan itu semakin nyata kuwujudkan, karena aku tersugesti menjadi berbeda itu anugerah menjadi unik dan aku senang dengan menjadi seperti itu

Melakukan hal yang tidak biasa dilakukan orang atau kau tidak melakukan seperti yang biasa orang lain lakukan, itu yang menjadikan berbeda

Sebenarnya tidak juga, aku tetap membiarkan hal tidak biasa yang terjadi dalam diriku tetap terjadi tanpa pencegahan atau penghapusan untuk terulang di waktu selanjutnya, namun aku tidak mendemonstrasikan itu, tidak menjelaskan mengapa hal itu terjadi kepada orang lain, dan itu masalahnya

Orang lain bukanlah peramal yang bisa membaca pikiran orang lain juga, mereka butuh penjelasan dari seseorang, agar tidak salah paham dan menganggapmu aneh dan aku kesulitan menjelaskannya

Tulisan ini muncul ketika kesan teristimewa (dua kata sebelum ini adalah klunya) memudar karena terlewat batas dan menuju keterlaluan, aku sedih karena ironisnya tulisan ini tertulis oleh sumber yang seharusnya mampu bertahan indah sampai kapanpun

Bingung kan?! Aku ini bahas apa sebenarnya?! Ahahaha

Ini paling mendasar

MAKANAN

Semua orang butuh makan, tentu saja! Semua makhluk hidup ciptaan Tuhan, semuanya butuh makan

Manusia butuh makan, butuh camilan, minuman, butuh variasi menu, rasa, harga, fasilitas pendukung saat makan, kualitas kebersihan, dan tuntutan yang lain-lain, yang rumit banyak sekali

Sebagian orang cinta pada makanan, ketagihan, dan penasaran tentang menu baru apalagi yang tengah hits di pasaran?! Kemudian mereka akan mulai membicarakan itu (semacam menggosip), mempertanyakan menunya apa saja? Harganya berapa? Lokasinya dimana? Siapa pemiliknya? Artis? dan berimajinasi tentang cita rasa dari varian menunya. Semuanya dibahas dan bisa menjadi topik utama yang mampu bertahan hingga berjam-jam

Baik, ini perkara yang amat sepele dan sangat tidak penting sekali, aku tahu

Tapi, untuk tulisan macam ini, aku berhak membiarkan perasaanku berperan sebagaimana mestinya

Aku? Sebagai golongan minoritas, aku tidak terlalu peduli dan agak... bukan kurang suka sebenarnya, hanya agak risih ketika membicarakan makanan, dan sudah dipastikan sebagai manusia biasa, dalam diriku pasti muncul perasaan agak miring ketika posisi sedang berada duduk membisu di tengah-tengah orang-orang yang sedang asyik dan seru berbincang-bincang tentang makanan, sedangkan aku tidak

Aku tidak peduli tentang makanan baru terupdate yang sedang ngehits atau viral, super lezat, atau makanan mendunia milik selebriti manapun yang akan segara launching minggu depan. Aku tidak peduli dengan seberapa unik bangunan restoran atau tempat makan yang baru muncul di kota ini. Aku tidak peduli seberapa mahal dan bergengsi makanan terkenal itu. Aku tidak peduli seberapa keren itu semua. Ingin ku berkata kotor... but, no!

Ini perasaan miring itu, kurang lebih seperti ini, atau.. mungkin ini juga berlaku untuk pembahasan topik lain dengan kondisi serupa. Ketika orang-orang didekatmu sedang berkumpul dan membahas sesuatu yang tidak cocok untuk otakmu, maka yang terjadi... aku mendadak merasa menjadi orang terbodoh di dunia, perutku akan terasa mual (karena mendengar perbincangan heboh mereka terus-menerus), pemikiranku selalu tidak bisa mencerna pembicaraan mereka, dalam hati akan muncul penolakan-penolakan karena mendengar sesuatu yang tidak begitu kusuka, ngantuk, ingin enyah secepat mungkin, dan perasaan tidak nyaman yang lain

Yah! Mungkin memang ini tidak penting dan tidak jelas, akupun tidak menolak itu, aku sadar

Pertanyaannya, mengapa perasaan miring ini bisa muncul?

Satu kata kunci yang paling umum, paling populer dalam posisi sebagai sumber kerumitan hidup di dunia ini. Uang!

Iya! Tentu saja! Karena uang yang kumiliki selalu terbatas, tidak seperti yang orang lain miliki, tidak sebanyak mereka. Itulah yang mempengaruhi pemikiranku! Karena aku tidak punya uang lebih, maka masa bodoh dengan makanan bertarif tinggi dengan fasilitas eyecatching dimanapun, yang terpenting ialah makanan yang bisa kumakan, makanan yang jelas halal dan bersih, itu sudah cukup. Lauk sederhana pun, menu yang tersedia di warteg, itu sudah luar biasa nikmatnya, jadi tak perlu lagi kupikirkan menu-menu yang sebenarnya sama di tempat keren yang disebut restoran

Buat apa beli makanan yang sama dengan perbedaan harga yang fantastis hanya karena embel-embel itu makanan milik artis, fasilitasnya lengkap, tempatnya keren dan hits! Apalagi membicarakannya menjadi topik utama saat sedang berkumpul, apa-apaan itu!?

Daripada buang-buang uang hanya karena makanan, mending uang itu kubelikan sesuatu yang lain, yang lebih awet (buku, alat musik, atau benda-benda penting lain yang lebih dibutuhkan)

FASHION

Aku benar-benar tidak mengerti dengan cara berpikir sebagian orang yang suka mengomentari secara berlebihan tentang cara berpakaian orang lain. Mengapa?

Semua orang punya kebebasan dalam melakukan apa yang mereka inginkan dan sukai. Selama semuanya masih normal dan terkendali mengapa harus dikomentari seperti itu? Apalagi ia berkomentar tentang gaya berpakaian yang kurang stylish atau hanya karena seseorang selalu memakai pakaian yang itu-itu saja, what’s wrong?

Kita kan memang tidak tahu alasan mengapa seseorang melakukannya, mungkin memang karena situasi dan kondisi sedang menuntutnya untuk tampil seperti itu, mungkin juga mereka sebenarnya juga tidak ingin begitu, but, ya itulah yang bisa terjadi. Kita jangan semena-mena menjudge kurang baik pada seseorang, apalagi menggosipkannya dibelakang, ouch!

I think, masih banyak orang yang suka ikut campur kehidupan orang lain, apalagi dengan sembunyi-sembunyi alias gosip

BERPIKIR POSITIF

Berpikir positif, sebagian besar orang mengatakan berpikir positif sangat perlu diterapkan di berbagai hal, but, aku pernah membaca sebuah pendapat dari seseorang di instagram, dimana ia menganggap berpikir netral itu lebih baik daripada hanya berpikir positif. Berpikir netral mampu menempatkan pikiran kita pada posisi dimana kita bisa memahami antara sisi negatif dan positif, sehingga kita akan lebih mampu mengambil keputusan yang baik daripada ketika kita mengambil keputusan saat sedang 100% hanya berpikir positif. Mungkin seperti itu sepahamku, it’s genius!

But, berpikir positif tetap tidak salah 100%, justru berpikir positif perlu dibiasakan agar mampu memahami dan berpikir untuk menemukan sisi baik bahkan dalam keadaan paling buruk sekalipun. Ketika pemikiranmu benar-benar positif dan orang lain tahu akan hal itu dan bahkan dirimu sendiri tidak menyadari kau berpikir seperti itu, maka disitulah aku semakin tidak mengerti

Memang dunia ialah permainan, but, jika semua dibuat permainan dan disepelekan, maka akan timbul sedikit penyakit yang pastinya agak menyakitkan. Ketika segala hal bisa diubah menjadi lelucon, iya itu akan lucu dan membahagiakan! Tapi jika terus-menerus?! Dan bahkan pemikiran positif juga dibuat lelucon? Aku tidak mengerti lagi...

Tidak, aku tidak ingin berpikir negatif, tapi ketika suatu lelucon tidak lagi terjadi sekali atau dua kali, namun berkali-kali... sekali lagi, aku manusia biasa, ada sebuah protes kecil muncul di dalam batinku, yang meminta tempat untuk merealisasikannya dan tulisan inilah tempatnya

Ide-ide positif semakin kreatif bermunculan dari pemikiran mereka, lalu seketika menghubungkannya padaku bersamaan dengan tawa yang lepas mengudara. Lelucon tentang pikiran positif, dan aku rasa.. aku tampil seperti orang bodoh…. (tulisan ini yang asli berhenti sampai di sini, baris setelahnya aku tambahkan sekian tahun kemudian saat aku telah yakin akan menerbitkan di blog)

(Sekian ratus hari kemudian)

Sedikit tambahan atau, tulisan baru dan dengan pemikiran baru

Aku tidak akan menjelaskan kondisiku yang sekarang, namun aku hanya ingin menambahkan sedikit. Kondisiku sekarang dengan tulisan lampau ini jauh berbeda. Waktu, situasi, dan keadaan sudah cukup jauh berubah, dan aku juga mengalami perubahan pemikiran yang cukup berbeda, tentang topik ini dengan sisi pemikiran yang baru, akan aku tulis di tulisan yang lainnya, soon…

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar