Follow Us @nila_zulva

Sabtu, 12 Januari 2019

NILAI BAGUS, BULLSH*T!






NILAI BAGUS, BULLSH*T!

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Mohon izin, mohon maaf kusampaikan sebelumnya apabila disepanjang tulisan ini, mengandung sesuatu yang tidak mengenakkan atau berkenan dihati baik teman-teman semua, okay?!

Terima kasih

Dalam tulisan ini sebenarnya berisi unek-unek yang sudah ada bertahun-tahun yang lalu, dan baru berani kutulis sekarang, tentang apa? Tentang nilai, ranking, segala level, dan permainan kepura-puraan yang terjadi di dalam sebuah pendidikan

Tidak, aku tidak membenci pelakunya, aku membenci perilakunya, kelakuannya, bukan orangnya, got it?! Alright!

Seperti pada tulisanku yang berjudul “GAK DOYAN CUMLAUDE”, LINK DISINI 

Sudah kujelaskan bagaimana pendidikan itu sebatas mengejar nilai terbaik bukan pemahaman yang baik, nyatanya pendapatku condong ke sana. Dan aku benci itu. Orang pintar adalah orang dengan nilai terbaik dan ranking terbaik? Bullshit! Tembelek! Sorry, but I really hate it!

Selama 15 tahun aku belajar di bangku sekolah, semuanya seperti itu, sama dan terus begitu. Lebih parah ketika jenjang TK sampai SMA, statement yang beredar ialah, yang pintar ya yang dapat nilai tinggi saat ujian, FIX! Padahal itu belum tentu benar, yang lebih membuatku jengkel ialah ketika seorang pengajar juga mengakui hal itu, maaf, tapi apa benar mereka tidak mengerti sama sekali dan tidak tahu menahu bagaimana seorang siswa berproses mendapat nilai itu seperti apa dan dengan cara bagaimana?

Aku geleng-geleng kepala sambil menghela nafas berat, hah!

Dunia sudah edan dari akarnya! Ampun Tuhan, aku mengumpat karena aku mengakui kebodohanku juga kok, tenang

Begini... aku membicarakan tentang kejujuran. Aku sungguh heran bukan kepalang, kala ujian sedang datang, semua murid tak terkecuali, berpotensi besar melakukan kegiatan kecurangan, menyontek! Mereka tak pernah sama sekali, secuil pun, seujung kuku pun, sebutir debu pun, berinisiatif mengerjakan sendiri, aku heran! Mengapa? Takut nilai jelek? Mengejar popularitas? Pengen nilai terbaik? Ha? Kalian bangga dapat nilai bagus dengan cara seperti itu? Iyo?

Indonesia menempati peringkat ke 96, dari 180 negara korup tahun 2017, berita tersebut dapat dilihat di LINK INI

Kejujuran yang mulai pudar seringkali dikaitkan pada salah satu dampaknya yang paling populer yaitu korupsi. Banyak opini mengatakan kebohongan yang dilakukan sejak dini akan memupuk sifat korup yang muncul dikemudian hari. Makanya banyak anjuran untuk menegakkan sifat jujur sejak dini, begitu, Bullshit! Gombal Mukidin!

Aku membahas yang paling sederhana, ketika ujian di sekolah, nyaris 100% semua murid mengerjakan ujian dengan kebohongan! Ngapusi! Nyontek kabeh! Ora enek sing garap dewe! Fix! Bobrok kabeh!

JUJUR KUWI WES PUNAH! ORA ENEK ISTILAH JUJUR NING SEKOLAHAN! JUJUR KUWI AJUR! AJUR! SAK AJUR AJUR E!

Maaf teman-teman, tapi rasanya sungguh MUAK melihat semuanya! Tidak ada kesadaran sedikitpun yang kutemukan dari perjalanan hidupku di dunia pendidikan selama belasan tahun tentang seseorang yang tergerak hatinya, dengan sendirinya, mengerjakan sebisanya. ORA ENEK! Kalaupun ada, dari sekian ratus teman-teman sekolah yang kukenal, bahkan lima jari tanganku tak akan penuh menghitung orang-orang istimewa itu. Miris! Miris sekali!

Tidak! Aku juga pelaku! Namun aku sadar, iya, aku benci diriku sendiri, makanya aku tak berani mengambil jurusan pendidikan jenjang Sarjana kala itu. Aku merasa tak kuat mengemban amanah menjadi pahlawan tanpa tanda jasa, yang amat sangat berat tanggung jawabnya, mencerdaskan kehidupan bangsa, berat sekali! Apalagi pendidikan seharusnya memegang peranan penting mencetak generasi yang siap menjadi calon pemimpin yang bermoral, utamanya JUJUR!

Aku begitu MUAK, karena aku pernah pada posisi yang ajur seajur-ajurnya, membuatku takut [mungkin trauma] untuk berkunjung ke bangku di mana aku pernah menimba ilmu di sana, dimana yang kata orang menjadi tempat memorial hidup termanis dan terindah sepanjang masa, namun bagiku tidak, justru sangat menyayat dan mengerikan hingga aku tak berselera setiap membahas kenangan di masa itu, kasihan sekali

A TERRIBLE CASE!

Bayangkan, secara umum kasusnya begini, kala itu, kau sudah melakukan sebisamu, mengerahkan segalanya, menjadi berbeda, menahan segala tawaran menggiurkan ini itu, semuanya kau tahan, dan itu tidak mudah. Ketika hasil muncul, kau mendapat apa yang sepantasnya kau dapat, dan itu jelek! Sangat jelek! Apabila dibandingkan dengan yang lain! But! Memang mungkin tak ada yang tahu kesusahanmu tadi kecuali dirimu dan Tuhan, atau memang mereka yang tahu pura-pura tak tahu?! Entahlah, mungkin yang mereka semua pedulikan ialah seberapa tinggi dan bagus nilai yang kau dapat, lalu hasil rata-ratanya akan dihitung dan dibanding-bandingkan dengan seluruh penjuru sekolah yang ada di suatu daerah, seberapa hebat skor ujiannya? Popularitas! Lebih pentingkah semua itu? Daripada, pembahasan bagaimana proses mendapat nilai itu? Siapa yang pernah bertanya proses? Baik teman atau pengajar, tidak ada! siapa yang peduli proses? Yang terpenting ialah hasilnya! Skor tinggi! Seantero siswa dan pengajar hanya peduli pada angka tinggi! Oh! Selanjutnya, karena nilaimu jelek, dirimu seperti didepak dari semuanya, tak berharga, tak terhitung, dan seperti tak ada di sana. Baik teman-teman atau pengajar, sama saja. Fu*king Sh*t! Ah, aku mungkin sudah tidak waras, bayangno piye rasane!

Tidak, aku tidak butuh perhatian, aku hanya merasa jengkel akut! Semuanya terasa jungkir balik tak karuan di dalam kepalaku, yang bisa kulakukan ya hanya menulis tulisan mawut seperti ini

Seperti telah menjadi rahasia umum, kebohongan bersama yang menghasilkan nilai manis lebih nikmat, tak peduli cara kotor yang mereka lakukan. Edan! Ampun Tuhan...

Sekian, terima kasih, sungguh-sungguh, aku mohon maaf sekali lagi

Sebagai manusia, aku tetap menghargai jasa seorang guru, aku sadar aku berterima kasih tak terhingga untuk para pengajar yang sudah memberiku ilmu, beliau-beliau yang mulia, aku tahu, mereka sudah pasti mengerti mana yang benar dan salah, mungkin ada faktor lain yang tidak bisa ku mengerti, sehingga perilaku yang tidak seharusnya terjadi terpaksa harus terjadi seperti itu

Salam coret!

Jujur itu sulit! Semua orang tahu itu, namun berusahalah, meski hanya sekadar sadar saja...

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

By: NZR
Aku bodoh, aku juga tidak jujur, tapi cobalah merubahnya, sedikit saja J
PLEASE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar