NILAI BAGUS, BULLSH*T!
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Mohon izin, mohon maaf kusampaikan
sebelumnya apabila disepanjang tulisan ini, mengandung sesuatu yang tidak
mengenakkan atau berkenan dihati baik teman-teman semua, okay?!
Terima kasih
Dalam tulisan ini sebenarnya
berisi unek-unek yang sudah ada bertahun-tahun yang lalu, dan baru berani
kutulis sekarang, tentang apa? Tentang nilai, ranking, segala level, dan
permainan kepura-puraan yang terjadi di dalam sebuah pendidikan
Tidak, aku tidak membenci
pelakunya, aku membenci perilakunya, kelakuannya, bukan orangnya, got it?! Alright!
Seperti pada tulisanku yang
berjudul “GAK DOYAN CUMLAUDE”, LINK DISINI
Sudah kujelaskan bagaimana
pendidikan itu sebatas mengejar nilai terbaik bukan pemahaman yang baik,
nyatanya pendapatku condong ke sana. Dan aku benci itu. Orang pintar adalah
orang dengan nilai terbaik dan ranking terbaik? Bullshit! Tembelek! Sorry, but I really hate it!
Selama 15 tahun aku belajar di bangku
sekolah, semuanya seperti itu, sama dan terus begitu. Lebih parah ketika
jenjang TK sampai SMA, statement yang
beredar ialah, yang pintar ya yang dapat nilai tinggi saat ujian, FIX! Padahal itu belum tentu benar, yang
lebih membuatku jengkel ialah ketika seorang pengajar juga mengakui hal itu,
maaf, tapi apa benar mereka tidak mengerti sama sekali dan tidak tahu menahu
bagaimana seorang siswa berproses mendapat nilai itu seperti apa dan dengan
cara bagaimana?
Aku geleng-geleng kepala sambil
menghela nafas berat, hah!
Dunia sudah edan dari akarnya! Ampun Tuhan, aku mengumpat karena aku mengakui kebodohanku
juga kok, tenang
Begini... aku membicarakan
tentang kejujuran. Aku sungguh heran bukan kepalang, kala ujian sedang datang,
semua murid tak terkecuali, berpotensi besar melakukan kegiatan kecurangan, menyontek! Mereka
tak pernah sama sekali, secuil pun, seujung kuku pun, sebutir debu pun,
berinisiatif mengerjakan sendiri, aku heran! Mengapa? Takut nilai jelek? Mengejar
popularitas? Pengen nilai terbaik? Ha? Kalian bangga dapat nilai bagus dengan
cara seperti itu? Iyo?
Indonesia menempati peringkat ke 96,
dari 180 negara korup tahun 2017, berita tersebut dapat dilihat di LINK INI
Kejujuran yang mulai pudar seringkali
dikaitkan pada salah satu dampaknya yang paling populer yaitu korupsi. Banyak opini
mengatakan kebohongan yang dilakukan sejak dini akan memupuk sifat korup yang
muncul dikemudian hari. Makanya banyak anjuran untuk menegakkan sifat jujur
sejak dini, begitu, Bullshit! Gombal
Mukidin!
Aku membahas yang paling
sederhana, ketika ujian di sekolah, nyaris 100% semua murid mengerjakan ujian
dengan kebohongan! Ngapusi! Nyontek kabeh!
Ora enek sing garap dewe! Fix! Bobrok kabeh!
JUJUR KUWI WES PUNAH! ORA ENEK
ISTILAH JUJUR NING SEKOLAHAN! JUJUR KUWI AJUR! AJUR! SAK AJUR AJUR E!
Maaf teman-teman, tapi rasanya
sungguh MUAK melihat semuanya! Tidak ada kesadaran sedikitpun yang kutemukan
dari perjalanan hidupku di dunia pendidikan selama belasan tahun tentang
seseorang yang tergerak hatinya, dengan sendirinya, mengerjakan sebisanya. ORA ENEK! Kalaupun ada, dari sekian
ratus teman-teman sekolah yang kukenal, bahkan lima jari tanganku tak akan penuh
menghitung orang-orang istimewa itu. Miris! Miris sekali!
Tidak! Aku juga pelaku! Namun aku
sadar, iya, aku benci diriku sendiri, makanya aku tak berani mengambil jurusan
pendidikan jenjang Sarjana kala itu. Aku merasa tak kuat mengemban amanah menjadi
pahlawan tanpa tanda jasa, yang amat sangat berat tanggung jawabnya,
mencerdaskan kehidupan bangsa, berat sekali! Apalagi pendidikan seharusnya
memegang peranan penting mencetak generasi yang siap menjadi calon pemimpin
yang bermoral, utamanya JUJUR!
Aku begitu MUAK, karena aku
pernah pada posisi yang ajur seajur-ajurnya, membuatku takut [mungkin trauma]
untuk berkunjung ke bangku di mana aku pernah menimba ilmu di sana, dimana yang
kata orang menjadi tempat memorial hidup termanis dan terindah sepanjang masa,
namun bagiku tidak, justru sangat menyayat dan mengerikan hingga aku tak
berselera setiap membahas kenangan di masa itu, kasihan sekali
A TERRIBLE CASE!
Bayangkan, secara umum kasusnya begini,
kala itu, kau sudah melakukan sebisamu, mengerahkan segalanya, menjadi berbeda,
menahan segala tawaran menggiurkan ini itu, semuanya kau tahan, dan itu tidak
mudah. Ketika hasil muncul, kau mendapat apa yang sepantasnya kau dapat, dan
itu jelek! Sangat jelek! Apabila dibandingkan dengan yang lain! But! Memang mungkin tak ada yang tahu
kesusahanmu tadi kecuali dirimu dan Tuhan, atau memang mereka yang tahu
pura-pura tak tahu?! Entahlah, mungkin yang mereka semua pedulikan ialah
seberapa tinggi dan bagus nilai yang kau dapat, lalu hasil rata-ratanya akan
dihitung dan dibanding-bandingkan dengan seluruh penjuru sekolah yang ada di
suatu daerah, seberapa hebat skor ujiannya? Popularitas! Lebih pentingkah semua
itu? Daripada, pembahasan bagaimana proses mendapat nilai itu? Siapa yang
pernah bertanya proses? Baik teman atau pengajar, tidak ada! siapa yang peduli
proses? Yang terpenting ialah hasilnya! Skor tinggi! Seantero siswa dan
pengajar hanya peduli pada angka tinggi! Oh! Selanjutnya, karena nilaimu jelek, dirimu seperti
didepak dari semuanya, tak berharga, tak terhitung, dan seperti tak ada di
sana. Baik teman-teman atau pengajar, sama saja. Fu*king Sh*t! Ah, aku mungkin sudah tidak waras, bayangno piye rasane!
Tidak, aku tidak butuh perhatian,
aku hanya merasa jengkel akut! Semuanya terasa jungkir balik tak karuan di
dalam kepalaku, yang bisa kulakukan ya hanya menulis tulisan mawut seperti ini
Seperti telah menjadi rahasia umum, kebohongan
bersama yang menghasilkan nilai manis lebih nikmat, tak peduli cara kotor yang
mereka lakukan. Edan! Ampun Tuhan...
Sekian, terima kasih, sungguh-sungguh,
aku mohon maaf sekali lagi
Sebagai manusia, aku tetap
menghargai jasa seorang guru, aku sadar aku berterima kasih tak terhingga untuk
para pengajar yang sudah memberiku ilmu, beliau-beliau yang mulia, aku tahu,
mereka sudah pasti mengerti mana yang benar dan salah, mungkin ada faktor lain
yang tidak bisa ku mengerti, sehingga perilaku yang tidak seharusnya terjadi
terpaksa harus terjadi seperti itu
Salam coret!
Jujur itu sulit! Semua orang tahu
itu, namun berusahalah, meski hanya sekadar sadar saja...
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
By: NZR
Aku bodoh, aku juga
tidak jujur, tapi cobalah merubahnya, sedikit saja J
PLEASE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar